Tidak berhenti berinovasi dan bekerja dengan hati, merupakan alasan Elly Telasari yang akrab dipanggil “Bunda” oleh rekan-rekan dan masyarakat sekitar yang dibinanya hingga saat ini telah berkontribusi di Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas selama lebih dari 20 tahun lewat pembinaan masyarakat melalui program community development.
Sebagai seorang Social and Community Development (SCD) Head di Musi Banyuasin, Jambi, berinteraksi dengan masyarakat menjadi salah satu hal yang memotivasi ibu dari 3 orang anak ini untuk selalu memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya. Salah satu tanggung jawabnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan. Tanggung jawab ini bagi Elly merupakan sebuah kehormatan sekaligus kesempatan bagi dirinya untuk berbagi kepada lebih banyak orang.
Ternak lebah madu merupakan salah satu program binaan yang sedang dikembangkannya saat ini bersama masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Rejeki di Desa Muara Merang, Sumatera Selatan. Program ini telah dimulai sejak 2020 dan termasuk ke dalam Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) APP Sinar Mas.
“Ide program ini berawal dari masyarakat dan saya teruskan untuk memperoleh persetujuan dari manajemen. Program ini sampai sekarang terus berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” jelasnya.
Keberadaan lebah di sekitar pepohonan akasia adalah hal yang umum, mengingat bunga akasia menghasilkan rasa manis secara alami dan menjadi incaran lebah sebagai salah satu sumber makanan. Tak heran seringkali ditemukan madu di sekitar pohon ini. Namun begitu, proses alami yang terjadi ini sangat bergantung pada keadaan cuaca dan juga musim yang membuat hasil produksi menjadi tidak menentu.
“Dengan hanya mengandalkan proses alami ini, masyarakat akan kesulitan untuk memperoleh hasil produksi dan juga penghasilan tetap. Tujuan dari program ini juga adalah bagaimana caranya agar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin lewat adanya hasil produksi yang tetap lewat madu dari para lebah yang diternak ini,” pungkas Elly.
Dimulai pada 2020 dengan memproduksi 106 kilogram madu, per Februari 2021, program ini telah mampu memproduksi hingga 800 kilogram dalam sekali panen dan dijual dengan harga 65 ribu rupiah per 1 kilogram madu. Total pendapatan kotor yang diperoleh warga dalam sekali masa panen mencapai 52 juta rupiah, di mana dalam sebulan dapat diperoleh hingga 3 kali panen. Hingga saat ini madu yang dihasilkan telah dipasarkan ke beberapa daerah di Pulau Sumatera dan terus meluas.
“Kuncinya adalah bekerja dengan hati. Nilai ini yang saya peroleh selama bekerja dan saya tularkan kepada masyarakat. Tidak hanya semata-mata memperoleh manfaat bagi perusahaan, namun juga memastikan kesejahteraan masyarakat sekitar lewat kehidupan yang layak,” pungkasnya.
Kartini di Mata Elly
“Hari Kartini bagi saya adalah saat di mana mengingatkan kita para perempuan untuk bangkit. Menjadi perempuan bukan berarti menutup kesempatan untuk terus berinovasi baik bagi diri sendiri maupun membantu orang lain,” ujar Elly.
Sebagai perempuan yang bekerja di lapangan sejak awal karirnya justru semakin memotivasi Elly untuk terus menghasilkan ide-ide baru sebagai perpanjangan tangan perusahaan dalam membantu masyarakat.
“Berkarya bagi perempuan adalah sebuah hal yang menjadi keharusan. Jangan takut berkarya dan terus berinovasi untuk membawa manfaat, bukan hanya bagi diri sendiri namun juga orang lain,” tutup Elly.