Banner Sustainability Forest

Sustainability

Hutan

Asia Pulp & Paper mengadopsi pendekatan skala lansekap dalam pengelolaan hutan. Kami tak hanya memperhatikan wilayah konsesi kami sendiri tapi juga mengambil pendekatan kolaboratif terhadap perlindungan, rehabilitasi, dan restorasi hutan di Indonesia. Setiap pohon yang kami lestarikan adalah untuk masa depan kita bersama.

Sustainability

Hutan

Asia Pulp & Paper mengadopsi pendekatan skala lansekap dalam pengelolaan hutan. Kami tak hanya memperhatikan wilayah konsesi kami sendiri tapi juga mengambil pendekatan kolaboratif terhadap perlindungan, rehabilitasi, dan restorasi hutan di Indonesia. Setiap pohon yang kami lestarikan adalah untuk masa depan kita bersama.

Sustainability Forest

Pelindungan Hutan dan Komitmen Restorasi

Asia Pulp & Paper mengadopsi Forest Conservation Policy (FCP), karena Kami menyadari mengakhiri penggundulan hutan saja tak cukup untuk mewujudkan visi keberlanjutan APP.

Implementasi Forest Conservation Policy pada kenyataannya menunjukkan bahwa model pelestarian hutan tradisional tak lagi memadai, dan hanya melindungi wilayah konsesi kami saja tidaklah cukup. Setelah berkonsultasi bersama para pemangku kepentingan, termasuk Greenpeace dan WWF, kami turut memperhatikan wilayah di luar konsesi dengan memperhitungkan peluang, ancaman, dan dampak dari lansekap yang lebih luas dari konsesi kami berada. Dengan ini, kami mempunyai peluang lebih besar dalam mengimplementasikan Forest Conservation Policy dan mewujudkan ambisi kami untuk menghentikan deforestasi.

Karena itu, komitmen perlindungan dan restorasi hutan berperan penting bagi kesuksesan FCP.

Tantangan akan upaya-upaya ini nyata adanya. Guna bertindak di luar lingkup pengaruh kami sendiri, diperlukan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan : mulai dari masyarakat, LSM, pemerintah, hingga pelaku industri. Hal ini membutuhkan kolaborasi multi-pemangku kepentingan di taraf yang tak pernah dilakukan sebelumnya, disertai komitmen dari seluruh pihak untuk melindungi, dan melestarikan hutan-hutan Indonesia.

Sebagai langkah awal, 10 lanskap prioritas telah diadopsi untuk dijadikan fokus upaya pelestarian kami, yaitu:

  • Sumber Serat
  • Reboisasi
  • Pelestarian dan Keanekaragaman Hayati
  • Hak Asasi Manusia dan Penduduk Asli
  • Pemberdayaan Masyarakat
  • Perubahan Iklim
  • Emisi
  • Pengelolaan Air
  • Limbah Padat
  • Kesejahteraan Pegawai


Belum pernah ada perusahaan yang berupaya mengimplementasikan komitmen pelestarian di skala sebesar ini, sehingga tak ada contoh yang bisa diikuti. Untuk itu, kami bekerja sama secara erat dengan para mitra dan pemangku kepentingan untuk merancang, mengimplementasikan, dan menguji program-program kami, serta mengembangkan praktik terbaik seiring proses berjalan.

Kami berharap upaya-upaya dan kesuksesan kami akan menginspirasi dan mendorong perusahaan lain di seluruh dunia untuk mengimplementasikan program-program serupa untuk melindungi hutan di bumi ini.

Pengelolaan Lahan Gambut

Melalui Forest Conservation Policy (FCP), kami berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia mencapai target pengurangan emisi dan melaksanakan pembangunan beremisi rendah. Komponen penting dari komitmen tersebut berawal dari janji kami melindungi hutan gambut dan memastikan praktik manajemen lahan gambut terbaik di seluruh operasi bisnis kami. Semua itu kami lakukan demi mengurangi emisi gas efek rumah kaca dari lahan-lahan gambut di mana mitra pemasok kayu pulp kami beroperasi.

Kami mewajibkan seluruh mitra pemasok kayu pulp untuk menghentikan pembangunan perkebunan, kanal, dan infrastruktur lain di area konsesi berupa lahan gambut yang belum berkembang. Penghentian ini dilakukan berdasarkan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dari pihak independen, termasuk masukan dari para pakar gambut dan telah selesai dilakukan. Ke depannya, rencana pembangunan lain di area-area ini juga mesti sesuai dengan syarat manajemen 'praktik terbaik'.

Praktik terbaik ini dikembangkan oleh Tim Pakar Gambut (TPG) yang kami bentuk pada Januari 2014. TPG beranggotakan pakar-pakar ternama internasional dari Deltares, institut penelitian terapan asal Belanda di bidang perairan, bawah permukaan, dan infrastruktur, dan Euroconsult Mott MacDonald, konsultan pembangunan internasional yang bergerak terutama di negara-negara berkembang dan ekonomi bertransisi. Semua anggota TPG berbekal pengalaman mendalam di lahan gambut Indonesia.

Proses pengembangan Best Management Practices (BMP) terdiri dari dua fase dengan sejumlah langkah yang masing-masing dibangun secara berurutan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.

Setelah menyelesaikan fase awal yang berlangsung selama tiga bulan, pada Juni 2014, TPG menyampaikan laporan yang mengurai proses pengembangan BMP lahan gambut sekaligus mengidentifikasi berbagai isu yang akan dipertimbangkan untuk membentuk fase berikutnya.

Menyusul laporan fase awal ini, APP dan TPG bekerja sama untuk menetapkan kerangka acuan (ToR) untuk fase kedua dari proyek lahan gambut tersebut. Pada Desember 2014, ToR selesai disusun dan Deltares ditunjuk untuk memimpin fase berikutnya. Objektif fase kedua adalah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan BMP untuk lahan gambut di dalam dan di sekitar area konsesi mitra pemasok APP.

Melestarikan Spesies Kunci Indonesia

Program konservasi kami berfokus pada tiga spesies fauna prioritas yaitu adalah harimau Sumatra, gajah Sumatra, dan Orang Utan. Masing-masing program bertujuan untuk mempertahankan populasi setiap spesies yang ada di dalam wilayah konsesi kami. Untuk itu, kami melacak jumlah populasi, memetakan distribusi, meminimalisir konflik hewan-manusia, membentuk koridor ekologis di dalam dan di antara konsesi, dan pada akhirnya menumbuhkan jumlah populasi fauna-fauna tersebut.

 

 

 

Pelestarian Harimau Sumatra

Kami bekerja sama dengan mitra dalam upaya meningkatkan habitat harimau dengan tujuan mencapai tingkat populasi yang layak dan menghindari ancaman kepunahan. Berdasarkan data sejak 2013, rata-rata lima ekor anak harimau lahir di wilayah konsesi pemasok setiap tahun dan hal ini menunjukkan bahwa habitat tersebut menyediakan lingkungan yang aman untuk berkembang biak. Melalui pembuatan koridor satwa liar dan melakukan survei perangkap kamera, kami dapat melacak populasi dan pola pergerakan harimau. Dari data ini, kami dapat memperkirakan proporsi area tertentu yang ditempati harimau dan kemudian, kami dapat mengembangkan peta distribusi prediktif untuk harimau, serta menjaga kondisi yang mendukung di konsesi harimau bagi pemasok APP. Mitigasi konflik manusia-harimau ditangani oleh tim spesialis. Tim juga melakukan program pendidikan rutin dan meningkatkan kesadaran konservasi harimau dengan pekerja lapangan dan masyarakat.

APP terlibat dalam pemantauan kerangka pertama dari Sumatra-Wide Tiger Surveys (SWTS), yang diprakarsai oleh LSM Indonesia. Organisasi nirlaba: SINTAS Indonesia, melaksanakan SWTS di konsesi APP. Proyek ini memantau harimau secara ketat di 27 plot seluas 289 km2 (17x17 km). Ini merupakan bagian dari program pemantauan populasi harimau jangka panjang Pemerintah Indonesia, mendukung Program Pemulihan Harimau Nasional (NTRP) yang bertujuan untuk menggandakan jumlah harimau Sumatera pada tahun 2022.

Mitra kami dalam kegiatan konservasi harimau ini antara lain adalah pemerintah, Forum Konservasi Harimau Sumatera (Forum HarimauKita), Zoological Society of London (ZSL), dan SINTAS Indonesia dan Yayasan Konservasi Harimau Sumatera (Yayasan Pelestarian Harimau Sumatera).

 

Pelestarian Gajah Sumatra

Untuk memastikan konservasi gajah sumatera, misi kami adalah menciptakan dan memelihara kondisi tempat tinggal yang layak di konsesi pemasok kayu pulp APP. Tempat pemberian makan gajah dibangun untuk menyediakan sumber makanan dan mengurangi risiko gajah memasuki pemukiman masyarakat untuk mencari makanan, serta menciptakan peluang untuk pemantauan populasi. Sebuah tim ahli mengelola konflik manusia-gajah, mendidik masyarakat dan mengawasi patroli anti-perburuan liar. Mitra kami antara lain pemerintah, Yayasan Konservasi Satwa Liar Indonesia, Forum Konservasi Gajah Indonesia, dan Yayasan Belantara.

 

Pelestarian Orang Utan

Kami mendukung inisiatif untuk meningkatkan kesadaran akan konservasi orangutan dan mengurangi konflik manusia-orangutan dengan membantu mendukung dan menegakkan kebijakan tanpa toleransi kami dalam merugikan spesies yang terancam punah. Kami bekerja sama dengan beberapa mitra dalam konservasi orangutan—Badan Konservasi Sumber Daya Nasional, Taman Nasional Kutai, Universitas Mulawarman, Orangutan Foundation International, The Orangutan Tropical Peatland Project (OuTrop), International Animal Rescue (IAR) Indonesia dan Ecology and Conservation Center for Tropical Studi (ECOSITROP).

Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Integrated Sustainable Forest Management Plan (ISFMP) adalah salah satu inisiatif kunci guna membantu mewujudkan komitmen Forest Conservation Policy kami. ISFMP dikembangkan melalui sebuah proses kolaborasi panjang yang melibatkan pengumpulan dan pengonsolidasian data dan rekomendasi. Kedua hal tersebut dikumpulkan melalui beragam proses penilaian, seperti Nilai Konservasi Tinggi (NKT), Stok Karbon Tinggi (NKT), dan pemetaan konflik sosial, berikut masukan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat lokal, pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil. Setiap pemasok APP harus membuat ISFMP guna memastikan komitmen FCP kami telah dipertimbangkan dan dipatuhi.Setiap rencana terintegrasi akan menjadi cetak biru pengelolaan berkelanjutan sumber daya tanah di setiap area konsesi pemasok kami. ISFMP tersebut akan melengkapi setiap mitra pemasok dengan rencana tindakan untuk meningkatkan keberlanjutan dan praktik pengelolaan.

SFMP menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang pengelolaan hutan untuk masing-masing Unit Pengelola Hutan (UPH), yang mempertimbangkan pre-kondisi alam dan sosial-ekonomi, juga status hak kepemilikan lahan. ISFMP juga melahirkan sebuah rencana tindakan untuk membantu UPH menyelesaikan seluruh aspek pelestarian dan pengelolaan hutan, mulai dari silvikultur, panen, pengelolaan alam, serta identifikasi dan perlindungan spesies flora-fauna yang terancam punah. Terakhir, ISFMP akan menyediakan peta terbaru konsesi yang mengidentifikasi wilayah dilindungi, lokasi aktivitas pengelolaan hutan, dan hak kepemilikan lahan di seluruh konsesi mitra pemasok.

Informasi lebih jauh tentang Integrated Sustainable Managemen Plan dapat diakses di www.sustainabilitydashboard.com.

Manajemen Kebakaran

Kebakaran hutan merupakan masalah global yang rumit dan berdampak pada masyarakat lokal dan lingkungan. Penanganan kebakaran hutan membutuhkan pendekatan multi-pemangku kepentingan yang inti dari pendekatan APP Sinar Mas.

Kami sangat mengedepankan kerja sama dengan mitra pemasok kayu pulp, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan terkait dalam pencegahan dan mitigasi kebakaran hutan dan lahan.

Diimpelementasikan pada Januari 2016, sistem Integrated Fire Management (IFM) kami kembangkan berdasakan praktik terbaik global dengan penanganan kebakaran yang terdiri dari empat pilar, yaitu pencegahan, kesiapan, deteksi dini, dan reaksi cepat.

 

Pencegahan

IFM mengubah metode penanganan pemadam kebakaran kami dari regu yang lebih berfokus pada reaksi menjadi pasukan yang sigap mengatasi kebakaran sekaligus mencegah penyebaran api. Dengan melibatkan mitra pemasok dan masyarakat lokal, sekarang kami memiliki sebuah sistem yang bisa membantu mencegah kebakaran hutan.

Sistem ini melengkapi kebijakan anti-pembakaran hutan kami, yang diimplementasikan secara tegas dan mesti dipatuhi seluruh pemasok dan calon pemasok.

Upaya pemadaman kebakaran kami juga dilengkapi program wanatani yang bertujuan untuk memberi bentuk mata pencaharian alternatif bagi masyarakat lokal di dalam dan sekitar konsesi. Alternatif-alternatif terserbut dikembangkan dalam program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), seperti pemeliharaan ternak dan pertanian sayuran dan buah-buahan, dirancang untuk mengurangi kebergantungan masyarakat pada hutan utama dan mempromosikan metode-metode pertanian ramah lingkungan yang tak melibatkan metode tebas dan bakar. Diluncurkan pada 2015, program DMPA tak hanya berkutat pada edukasi, tapi juga memberikan bantuan teknis dan finansial untuk menerapkan metode-metode ini. DMPA ditargetkan untuk merangkul 500 desa di dalam dan sekitar konsesi kami di tahun 2020.

Secara bersamaan, kami bekerja sama dengan masyarakat untuk memperkuat badan pemadam kebakaran lokal, atau Masyarakat Peduli Api (MPA) yang memungkinkan mereka memegang peran lebih besar dalam pencegahan, termasuk dengan lebih sering melakukan patrol.

Kami juga melanjutkan upaya kami dalam pemblokiran kanal perimeter, meningkatkan ketinggian air di daerah-daerah berisiko tinggi untuk mencegah penyebaran api dan menyediakan sumber air untuk digunakan saat terjadi kebakaran.

 

Persiapan

APP Sinar Mas dan para mitra pemasoknya mengerahkan 2.670 orang tenaga pemadam kebakaran yang dilengkapi 6 helikopter berkapasitas menengah dan besar untuk melakukan pemboman air. Mengikuti praktik terbaik global, pelatihan diberikan pada para anggota pasukan pemadam untuk membangun ketajaman dan rasa percaya diri menjelang musim kemarau.

Kami telah merangkul pakar manajemen kebakaran internasional untuk memberikan pelatihan Incident Command System (ICS), guna melengkapi pengembangan individu dan kompetensi regu, untuk menekankan pentingnya koordinasi antara upaya pemadaman api di darat dan di udara.

Deteksi Dini

APP Sinar Mas melakukan pengujian pencitraan termal sebagai bagian dari upaya peningkatan kemampuannya mendeteksi api. Pencitraan termal jauh lebih akurat ketimbang pencitraan satelit dan mampu menunjukkan titik kebakaran dengan akurasi hingga 50 meter. Inisiatif mutakhir dalam deteksi dan pemetaan kebakaran ini memanfaatkan pesawat terbang yang dilengkapi kamera termal, dengan kemampuan menyalurkan data ke kantor pusat dan petugas lapangan hanya dalam waktu 15 menit.

Pantauan petugas di lapangan tetap menjadi metode terbaik dalam menemukan titik api, dan untuk melengkapi penggunaan teknologi kami, Regu Pemadam Kebakaran (RPK) melakukan patroli secara reguler. Respons mereka mengikuti sistem penilaian bahaya kebakaran dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Frekuensi patroli ditentukan oleh tingkat risiko kebakaran yang dihadapi setiap wilayah, dan kini ditingkatkan untuk memberikan perlindungan tambahan.

 

Reaksi Cepat

Untuk membentengi upaya di lapangan dan melengkapi latihan ICS, respons atas insiden kebakaran akan dikoordinasikan oleh upaya pemadaman di darat dan udara. Helikopter besar yang membawa 3.500 liter air akan digunakan untuk reaksi cepat, memberikan sedikit waktu tambahan bagi petugas di darat untuk mencapai titik kebakaran.