Bisakah bisnis berjalan dengan lancar sekaligus melakukan kebaikan pada waktu yang sama? Apakah sebuah perusahaan besar bisa membantu usaha mikro dan kecil untuk tumbuh? Di Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, kami setuju dengan kedua pertanyaan tersebut. Ini mungkin terdengar klise, tetapi ketika berbicara tentang industri kertas dan kehutanan yang bekerja erat dengan masyarakat, kami percaya ada hubungan simbiosis dan tanggung jawab perusahaan kami untuk membantu individu, bisnis, dan komunitas agar maju dan berkembang.
Sembari Indonesia bersiap menjadi tuan rumah KTT G20 pada bulan November, prioritas utama Presiden Joko Widodo adalah mengangkat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di KTT karena peran penting yang dimainkan UMKM sebagai pilar ekonomi utama terutama di negara berkembang . Berdasarkan laporan Bank Dunia, UMKM menciptakan setengah dari semua pekerjaan secara global dan berkontribusi sebanyak 40% dari PDB negara-negara berkembang.
Data Kementerian Koperasi & UKM Indonesia menunjukkan bahwa UMKM menyumbang 62% dari total PDB nasional atau setara dengan Rp 8.500 triliun, dan secara mengejutkan menyerap 97% tenaga kerja dunia usaha pada tahun 2020. Dengan jumlah yang mencapai sekitar 65 juta yang tersebar di berbagai sektor, UMKM terbukti menjadi tulang punggung perekonomian negara.
APP memperkenalkan program unggulan Desa Makmur Peduli Api (DMPA), berdasarkan konsep Sistem Kehutanan & Pertanian Terpadu, pada tahun 2015 karena kami menyadari bahwa mengakhiri kemiskinan dan kekurangan lainnya harus berjalan seiring dengan upaya untuk meningkatkan kesehatan dan pendidikan, mengurangi ketidaksetaraan, memberdayakan perempuan dan memacu pertumbuhan ekonomi – semuanya sambil mengatasi perubahan iklim dan bekerja untuk melestarikan lautan dan hutan kita.
Tujuan lain dari DMPA adalah untuk mengurangi ketergantungan pada hutan melalui penyediaan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan. Untuk menjamin kesinambungan program dilakukan secara sukarela dan menumbuhkan rasa memiliki masyarakat serta meningkatkan kapasitas kelembagaan milik desa. DMPA disusun sejak awal tidak hanya sebagai sekadar kegiatan CSR saja, tetapi dirancang untuk mencapai tujuan ganda yaitu menjauhkan penduduk desa dari praktik pertanian berbahaya yang dapat menyebabkan deforestasi, sekaligus menciptakan peluang untuk masyarakat untuk memulai sumber pendapatan alternatif dan membangun mata pencaharian yang berkelanjutan, termasuk memberdayakan perempuan untuk bekerja, membangun dan menjalankan bisnis.
Saat kami meluncurkan DMPA, kami menargetkan 500 desa bergabung dalam program ini dan kami bangga pada akhir tahun 2021, program ini telah menjangkau 386 desa dan memberi manfaat kepada lebih dari 31.000 rumah tangga dan 82 kelompok perempuan di seluruh Indonesia.
Selain itu, DMPA telah mendukung terciptanya dan pertumbuhan banyak usaha mikro dan kecil yang didirikan dan dijalankan oleh peserta program. Sebagai contoh, 100 petani telah dibina menjadi pengusaha sukses, merangkap sebagai juara DMPA dan agen perubahan, sementara sembilan koperasi dan 130 perusahaan milik desa juga telah muncul dari program ini.
Sama seperti rencana Presiden Widodo untuk memprioritaskan UMKM di KTT G20, APP senang bahwa program DMPA telah dan akan terus mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk membantu menumbuhkan bisnis semacam itu di negara ini mengingat dampaknya terhadap ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan di antara masyarakat. Tidak lupa juga, DMPA telah memberikan dampak pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, dengan mencegah dan mengurangi praktik pertanian yang berbahaya, seperti menggunakan api untuk persiapan lahan.
DMPA telah mendorong kemitraan lain termasuk pengembangan pedoman untuk mengembangkan model bisnis bagi masyarakat, yang berawal dari keinginan untuk mereplikasi DMPA di desa lain di luar wilayah konsesi pemasok APP untuk mendukung pemerintah dalam pengembangan ekonomi lokal sekaligus memastikan perlindungan lingkungan.
Hasil utama lainnya dari DMPA adalah meningkatkan akses ke pasar bagi UMKM selama pandemi. Hal itu dilakukan melalui pemberian pelatihan digital marketplace dan inkubasi bisnis.
APP bekerja sama dengan marketplace online seperti Shopee, Tokopedia dan Blibli untuk memberikan pelatihan kepada UMKM tentang cara memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Meskipun masih ada tantangan aksesibilitas, kami senang melihat banyak UMKM yang kami bina telah mengambil tantangan untuk hadir secara digital.
Program DMPA juga melibatkan Komunitas Womenpreneur Indonesia untuk memberikan dukungan inkubasi bisnis untuk memperkuat fondasi bisnis, mulai dari pengelolaan keuangan dan sumber daya, hingga branding dan pemasaran, serta membekali mereka dengan keahlian untuk mengembangkan bisnis mereka.
Kemitraan strategis antara UMKM dan perusahaan besar sangat penting. Melalui pengalaman APP dalam mengembangkan DMPA, kami menyadari pentingnya melihat kemitraan ini bukan sebagai hadiah untuk UMKM, tetapi memfasilitasi mereka agar berkembang dalam keterampilan, berbagi praktik terbaik, dan membuka akses pasar produk dan jasa yang ditawarkan oleh UMKM.
Ke depan, APP akan terus berinvestasi dan fokus untuk membuka lebih banyak akses ke pasar bagi peserta di bawah DMPA, dan untuk mendiversifikasi jenis UMKM di bawah program yang bekerja bersama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya di sepanjang rantai nilai sektor terkait. Kami ingin mengembangkan ekosistem yang dinamis, layak, dan berkelanjutan yang akan memungkinkan lebih banyak UMKM untuk tumbuh dan akhirnya 'lulus' menjadi bisnis berskala nasional, regional, dan bahkan bisa menjangkau pasar global.