Kaum perempuan memiliki kemampuan untuk menginspirasi pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan menjadikan bumi lebih baik sambil tetap menjalankan perannya dalam keluarga.
Hal itu dibuktikan oleh para tokoh perempuan champion yang menjadi pembicara pada sesi talkshow Peringatan Hari Ibu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di Jakarta, Kamis 22 Desember 2022.
Salah satu tokoh tersebut adalah Rita Ayuwandari, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Wangi Desa Dataran Kempas, Tebing Tinggi, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Rita sebagai women champion dari Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) merupakan salah satu bentuk nyata kemitraan yang dibangun bersama perusahaan sebagai pemegang izin dengan masyarakat. Rita bersama 20 anggotanya mengembangkan budidaya jahe merah dan mengolahnya menjadi serbuk minuman dan makanan dengan omset mencapai 40 juta rupiah per bulan.
“Kaum perempuan harus menjadi perempuan yang aktif, kreatif, inovatif, dan produktif,” pesan Rita pada sesi talkshow yang juga berlangsung secara hybrid dan tersiar ke seluruh Indonesia.
Rita menuturkan, KWT Mekar Wangi mulai mengembangkan budidaya jahe merah sejak tahun 2017 melalui Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Melalui program DMPA, anggota KWT Mekar Wangi mendapat pelatihan budidaya jahe merah yang ramah lingkungan.
“Dulu warga desa membuka lahan budidaya dengan cara membakar, sekarang kami memahami hal itu tidak boleh dilakukan. Ibu-ibu anggota kami pun terinspirasi untuk melakukan budidaya tanpa membakar lahan,” katanya.
Melalui program DMPA, KWT Mekar Wangi juga mendapat fasilitasi pendampingan dari Dinas Hortikultura dan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan agar bisa mengolah jahe merah yang dibudidayakan menjadi produk hilir yang bernilai tinggi.
Menurut Rita, pada awalnya KWT Mekar Wangi hanya mampu memproduksi 5 kilogram jahe merah setiap bulan. Saat ini produksinya sudah mencapai 100-200 kilogram per bulan.
Serbuk minuman jahe merah yang dihasilkan KWT Mekar Wangi saat ini pun sudah dipasarkan ke seluruh Indonesia memanfatkan jaringan marketplace. “Dulu kami hanya bisa memasarkan di sekitar desa, sekarang produk kami sudah dipasarkan di mini market juga ke seluruh Indonesia secara online,” kata Rita dengan bangga.
Perkembangan KWT Mekar Wangi menginspirasi munculnya kelompok-kelompok lain di 10 desa yang ada di 5 kecamatan yang tersebar di Jambi. Selain itu Rita pun kerap diundang di berbagai forum untuk membagikan pengalaman dan pengetahuannya dalam pengembangan produk minuman jahe merah.
Meski makin sibuk, Rita menyatakan tidak meninggalkan perannya sebagai Ibu di keluarganya. Dia mengatakan, dengan pengembangan jahe merah ia bahkan bisa membantu perekonomian keluarga sambil tetap memberi perhatian besar pada keluarga karena pekerjaannya bisa dilakukan di rumah.
Dia menegaskan kaum perempuan harus aktif, kreatif, inovatif dan produktif. “Ada prinsip 5M yang saya pegang, Wanita harus bisa menanam, menghasilkan produk, menjual, menguntungkan, dan melestarikan lingkungan,” katanya.
Pesan yang disampaikan oleh Rita selaras dengan harapan yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat menyampaikan sambutannya.
Menurut Menteri Siti, perempuan punya peran besar dalam menjaga bumi. Itu sebabnya, ada istilah Ibu Pertiwi. Siti pun mengajak kaum perempuan untuk membekali diri dengan pengetahuan yang cukup sebagai pendidik pertama pada anak-anaknya, termasuk dalam menjaga lingkungan hidup.
“Hubungan bumi dengan manusia itu seperti Ibu dengan anaknya. Saling sayang dan memberi kehidupan,” tambah Menteri Siti.
Sementara itu, Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas Elim Sritaba menyatakan, “Kami berharap program-program pemberdayaan perempuan yang telah dan sedang di jalankan ini dapat memberi manfaat bagi unit terkecil dari masyarakat yaitu keluarga, maupun lingkungan dimana Kami beroperasi. Kami juga terus melakukan berbagai inisiatif dan mengidentifikasi peluang program-program pemberdayaan perempuan lainnya dengan membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, guna memastikan perusahaan konsisten menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan bersama-sama mewujudkan masa depan yang lebih baik” tutup Elim.
Program DMPA sendiri yang menyasar pemberdayaan perempuan sejak tahun 2016 antara lain, budidaya jahe merah serta tanaman herbal, usaha makanan kering atau makanan ringan, kerajinan dan seni kriya, jasa kecantikan, hortikultura, peternakan, dan lain sebagainya.