Yogyakarta, 3 Maret 2023 - Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas turut berpatisipasi aktif dalam gelaran Indogreen Forestry & Environment Expo 2023 yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pameran yang digelar di Jogja Expo Centre (JEC) dari tanggal 2 hingga 5 Maret 2023 ini, APP Sinar Mas ikut serta membagikan capaian usaha mewujudkan pengelolaan industri yang sehat dan ramah lingkungan di acara talkshow bertema "Pentingnya Transformasi Energi Dalam Konsep Penyerapan Karbon dan Perubahan Iklim"
Wakil Direktur APP Sinar Mas, Irsyal Yasman dalam talkshow memaparkan komitmen APP Sinar Mas untuk turut berkontribusi mengurangi emisi karbon.
“Industri Pulp dan Kertas dapat berkontribusi dalam pencapaian target NDC melalui sektor energi, limbah, dan FOLU. Berpedoman kepada Sustainability Roadmap Vision (SRV 2030), APP Sinar Mas berupaya untuk mencapai 30% penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030, dari baseline 2018. Target tersebut sudah terealisasi dengan telah dicapainya penurunan intensitas karbon sebesar 13% pada tahun 2021 lalu,” ungkap Irsyal.
Irsyal juga menambahkan, “Di bidang energi, APP Sinar Mas telah menggunakan energi terbarukan (renewable energy) sebesar 56%, di antaranya melalui penggunaan black liquor dan limbah sludge IPAL untuk mengurangi penggunaan batu bara di pembangkit yang kami gunakan.”
Di kesempatan yang sama, Rektor INSTIPER Yogyakarta Harsawardana memberikan paparan cara-cara mengelola emisi karbon. Salah satunya dengan teknik Floating Drum Plants.
Floating drum plant terdiri dari satu digester dan penampung gas yang bisa bergerak. Penampung gas ini akan bergerak keatas ketika gas bertambah dan turun lagi ketika gas berkurang, seiring dengan penggunaan dan produksi gasnya. Teknik ini akan menghasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk kehidupan sehari-hari masyarakat.
Biogas sendiri dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai energi alternatif pengganti LPG untuk memasak dan bahan bakar generator untuk menghasilkan listrik. Pada perkembangannya, biogas dinilai lebih aman untuk bumi sebab pembakaran biogas mampu mengurangi emisi gas kaca.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto pada acara sarasehan di hari yang sama bertema "Kelola Generasi Muda Cinta Hutan dan Lingkungan, dalam Era Keterbukaan Informasi" menyampaikan pentingnya pengelolaan hutan lestari dalam pengendalian perubahan iklim, karena hutan mempunyai potensi menyerap emisi karbon yang sangat besar.
"Indonesia telah mencanangkan penurunan emisi gas rumah kaca ENDC (Enhanced Nationally Determined Contribution) sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri atau 43,20 persen dengan dukungan Internasional, hal ini sebagai kontribusi dalam pengendalian perubahan iklim (2/3)," kata Agus.
Untuk diketahui, isu mengurangi emisi karbon berbasis hutan dan lahan, diwujudkan Pemerintah dalam program Indonesia's FOLU Net Sink 2030, yakni sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui tingkat serapan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi yang dihasilkan.