Aset Penerbit

null Dukungan Pemulihan Ekosistem untuk Mitigasi Konflik dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Potensi Kebakaran Di Suaka Margasatwa Padang Sugihan

Dukungan Pemulihan Ekosistem untuk Mitigasi Konflik dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Potensi Kebakaran di Suaka Margasatwa Padang Sugihan

Sekretaris Jenderal sekaligus Plt. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Bambang Hendroyono berkunjung ke salah satu site kerja sama di Suaka Margasatwa Padang Sugihan (19/3). Kerja sama antara Balai KSDA Sumatera Selatan dengan PT OKI Pulp & Paper Mills tertuang dalam perjanjian Nomor PKS.1150/K.12/TU/REN/7/2020 dan Nomor 09/CAD-OKI/EM/07/2020 tentang Penguatan Fungsi Berupa Dukungan Pemulihan Ekosistem dan Penanggulangan Kebakaran di Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan Provinsi Sumatera Selatan

Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat progres kerja sama dan kesiapsiagaan penanggulangan potensi kebakaran. Pada kunjungan tersebut dilakukan juga serah terima 1 (unit) GPS Collar untuk Gajah Sumatera liar dari APP Sinar Mas kepada BKSDA Sumatera Selatan. Penyerahan GPS Collar merupakan bagian dari kerja sama antara Balai KSDA Sumatera Selatan dengan PT OKI Pulp & Paper Mills yang tertuang dalam perjanjian Nomor PKS.2844/K.12/TU/REN/12/2022 dan Nomor 74/SSE-JKT/APP/PKS/12/2022 tentang Penguatan Fungsi Kawasan Suaka Margasatwa Padang Sugihan dan Sekitarnya Melalui Dukungan Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Serta Pemulihan Ekosistem. Kegiatan ini melengkapi kalung GPS yang sudah dipasangkan pada dua kelompok gajah di kantong habitat Air Sugihan pada Mei 2022 lalu.

Kunjungan ini juga memastikan keberadaan petugas di lapangan melalui pelaksanaan RBM di Balai KSDA Sumsel terus berjalan dan teknologi dan inovasi dalam kelola kawasan dan biodiversitas ditingkatkan, khususnya dalam penanganan gajah liar dan pencegahan terjadinya kebakaran lahan gambut yang berulang di SM Padang Sugihan.

Selain menyaksikan serah terima GPS Collar, Plt. Dirjen KSDAE Bambang Hendroyono juga menanam pohon serta melepasliarkan satu individu satwa baning cokelat (Manouria emys) dan tiga individu satwa buaya muara (Crocodylus porosus). Keempat individu satwa dilindungi tersebut berasal dari hasil evakuasi/serahan masyarakat ke BKSDA Sumsel dan telah melalui proses rehabilitasi dan pemeriksaan kesehatan.

"Mitigasi konflik manusia dan gajah ini penting sekali dilakukan dengan penggunaan teknologi GPS Collar guna pemantauan populasi Gajah Sumatera pada berbagai kelompok lebih akurat. Ke depan, konflik gajah dan manusia harus bisa dikelola dengan baik dan berkurang signifikan,” ujarnya.

Bambang Hendroyono juga menjelaskan bahwa progres kerja normalisasi sungai Tampin-Tambatan (21,50 km) dan sungai Cakur-Tambatan (23,30 km) di kawasan SM Padang Sugihan telah memberikan kemanfaatan hidrologis bagi ekosistem air dan ekosistem terestrial lain di sekitarnya. Dan juga mendukung upaya konservasi spesies serta kestabilan ekosistem gambut. Ini merupakan salah satu best practices kelola lanskap, sekaligus solusi dari lapangan/tapak. Tentu upaya ini membutuhkan dukungan Pemerintah Daerah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media.

Sementara itu, Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba menyampaikan bahwa kedepannya, APP Sinar Mas akan terus mendukung pemasangan GPS Collar untuk kelompok gajah lain di wilayah tersebut. Pemasangan GPS Collar yang sudah dilakukan pada dua kelompok gajah liar yang berbeda ini untuk mitigasi konflik antara manusia dan satwa gajah terutama masyarakat disekitar yang terdampak, serta pemantauan pergerakan satwa dilindungi tersebut secara real time untuk memastikan keamanannya.

Di samping itu, APP Sinar Mas juga akan memberikan dukungan kepada BKSDA Sumsel dalam program pembentukan Desa Mandiri Konflik di wilayah penyangga SM Padang Sugihan.

Pemasangan GPS Collar terhadap satwa yang dilindungi menjadi teknologi baru yang digunakan di seluruh dunia. GPS Collar yang dipasangkan pada gajah, baterainya didesain bertahan hingga 3 tahun.

GPS Collar sebelumnya dipasangkan pada Meilani (40) dan Meisi (30) yang merupakan gajah betina dominan di kelompoknya. Pemasangan GPS Collar ini selain dilakukan pada pimpinan gajah di kelompoknya juga disyaratkan gajah betina sudah berusia di atas 25 tahun dan sedang tidak dalam kondisi hamil. Upaya ini merupakan bagian dari kegiatan mitigasi penanggulangan human-wildlife conflict.

Pada kunjungan kerja tersebut, turut hadir Plt. Kepala BP2SDM, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Kepala Biro Humas KLHK, APP Sinar Mas, Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Kepala UPT KLHK lingkup Sumatera Selatan, dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan.

Terkait Aset

Related Stories

Tujuh Perusahaan Mitra Pemasok APP Sinar Mas Sumsel Raih Apresiasi Pengendalian Karhutla

Komitmen tujuh mitra pemasok APP Sinar Mas dalam mitigasi Karhutla yang berfokus pada aspek berkelanjutan memperoleh apresiasi dari Balai Pengelolaan Hutan Lestari (BPHL) Wilayah V.

Dukung Pencapaian NDC Indonesia, APP Sinar Mas Berkomitmen Turunkan Emisi dari Sektor Energi dan Sektor FOLU Tahun 2030

APP Sinar Mas berpartisipasi aktif dalam gelaran Indogreen Forestry & Environment Expo 2023 yang diinisiasi oleh KLHK.

Pemasangan Kalung GPS untuk Bantu Tekan Konflik Manusia dan Gajah Liar

Pemasangan pada dua kelompok gajah liar sumatera di Sumsel tuntas. KLIK di sini untuk cerita lengkapnya!