Silvia Siling adalah seorang Staf Ahli di Unit Bisnis Harvesting, PT Arara Abadi. Saat ini, Silvia memimpin Proyek System Improvement untuk seluruh region Forestry. Pekerjaannya sehari-hari melibatkan pengembangan integrasi sistem yang berkaitan dengan teknologi aplikasi mobile dan sistem lainnya, guna menciptakan sinergi untuk memenuhi ketentuan Chain of Custody (CoC) atau lacak balak dalam dunia kehutanan.
Selama 27 tahun mengabdi di bagian Harvesting – APP Forestry, Silvia telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa. Harvesting adalah bidang yang cukup rumit, melibatkan pengendalian berbagai aspek seperti manusia, alat, dan faktor-faktor eksternal, termasuk cuaca. Meskipun sering dianggap sebagai “dunia laki-laki,” Silvia berhasil mematahkan stereotip tersebut dengan kemampuan kepemimpinannya yang kuat.
Silvia mengakui bahwa menjadi seorang pemimpin di dunia yang didominasi oleh laki-laki memerlukan proses yang panjang dan perjuangan yang keras. Ia telah melalui berbagai tantangan untuk membuktikan dirinya, sehingga kini ia dihormati sebagai rekan kerja yang setara oleh semua orang. Silvia mampu merangkul dan memberikan arahan kepada seluruh stafnya, menawarkan pengalaman dan metode kerja yang berbeda dari sudut pandang seorang perempuan.
Menerapkan Nilai “Ingarso Sung Tuladha,” “Ing Madya Mangun Karso,” dan “Tut Wuri Handayani” dalam Memimpin
Di APP Group, salah satu nilai yang dipedomani oleh seluruh karyawan adalah “Taking the Lead” atau berani mengambil peran untuk memimpin. Silvia pun menjadikan “Taking the Lead” sebagai pedomannya. Bagi Silvia, “Taking the Lead” mirip dengan prinsip yang diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara: “Ingarso Sung Tuladha,” “Ing Madya Mangun Karso,” dan “Tut Wuri Handayani.” Seorang pemimpin harus bisa menempatkan dirinya sesuai dengan kebutuhan stafnya: kapan harus berada “di depan” untuk memberi contoh dan teladan yang benar, kapan harus berada “di tengah” untuk memberikan inspirasi dan motivasi, serta kapan harus berada “di belakang” untuk memberikan dorongan dan memperhatikan potensi dari setiap stafnya.
Pendekatan “Tangan Besi” dan “Tangan Mama”
Menurut Silvia, “Pemimpin” bukanlah “Bos.” Seorang pemimpin harus bisa merangkul setiap stafnya. Sebagai seorang pemimpin perempuan, Silvia tahu kapan harus menggunakan “tangan besi” atau “tangan mama.”
“Tangan besi” merujuk pada gaya kepemimpinan yang tegas, disiplin, dan mungkin agak keras. Pemimpin dengan “tangan besi” sering kali menegakkan aturan dengan ketat, memiliki standar tinggi, dan tidak ragu untuk mengambil tindakan tegas saat diperlukan. Namun, ada kalanya pemimpin harus menggunakan “tangan mama,” yang merujuk pada gaya kepemimpinan yang lebih lembut, penuh perhatian, dan empati. Ini menggambarkan gaya kepemimpinan yang lebih fleksibel dan intuitif dalam mengatasi masalah dan memotivasi karyawan. Dua hal ini sama-sama dibutuhkan, dan sudah menjadi kelebihan perempuan untuk memiliki “tangan mama.” Dengan menggabungkan kedua pendekatan tersebut, Silvia yakin dapat memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan dan kemajuan tim.
Kesempatan Perempuan untuk Menjadi Pemimpin di APP
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin di APP Group – tanpa memandang gender. Saat ini, manajemen APP Group terus berupaya menyeimbangkan jumlah karyawan laki-laki dan perempuan di Perusahaan, termasuk di level manajerial ke atas.
APP Group juga menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pelatihan untuk karyawan perempuan guna meningkatkan keterampilan, serta memberikan mentoring dan dukungan karir. APP Group percaya bahwa karyawan perempuan adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan, karena mereka membawa perspektif yang beragam dan inovatif yang dapat memperkaya budaya kerja dan mendorong pertumbuhan Perusahaan.