Balai Pengelolaan Hutan Lestari (BPHL) Wilayah V mengadakan Rapat Koordinasi Teknis dengan Pelaku Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) dalam rangka mendukung Multiusaha Kehutanan, Kemitraan Kehutanan dan Implementasi Rencana Kerja FOLU Net Sink 2030 untuk pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) di Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung yang diselenggarakan selama dua hari (16-17 Maret 2023).
Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan apresiasi kepada sejumlah pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi dan Riau yang diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL), Agus Justianto. Juga dilakukan peluncuran Sistem Informasi Dokumen Perancangan Mitigasi Sektor Kehutanan (SIDRAM) dan penyerahan buku Folu Net Sink 2030 Sub Nasional Provinsi Sumatera Selatan serta buku standar pedoman Sistem Verifikasi Legalitas Kelestarian (SVLK).
PBPH yang mendapat apresiasi tersebut merupakan rekomendasi dari Balai PPI Wilayah Sumatera, salah satu penghargaan yang diberikan adalah apresiasi atas kontribusi aktif dan aksi responsif dalam rangka pengendalian karhutla diberikan kepada PBPH yang berhasil memenuhi berbagai indikator penilaian. Indikator tersebut antara lain monitoring evaluasi kepatuhan berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 32 Tahun 2016 seperti organisasi regu brigade pengendalian karhutla, sumber daya manusia dan sarana prasarana.
Masuk juga dalam kriteria penilaian yaitu kegiatan pengendalian karhutla seperti perencanaan, pencegahan, pemadaman dan penanganan pascakebakaran. Indikator lainnya yaitu pembinaan terhadap Masyarakat Peduli Api (MPA), inovasi pengendalian karhutla serta data hotspot, firespot dan ground cek verifikasi lapangan dan tipe atau kelas perusahaan.
Tujuh perusahaan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas di Sumatera Selatan mendapat apresiasi dalam dua kategori, mitra pemasok yang mendapatkan apresiasi atas kontribusi aktif dan aksi responsif dalam rangka pengendalian Karhutla yaitu dua perusahaan berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), PT SBA Wood Industries dan PT Bumi Andalas Permai, selanjutnya dari Kabupaten Banyuasi dan Musi Banyuasin (MUBA) ada empat perusahaan yaitu PT Tripupa Jaya, PT Sumber Hijau Permai, PT Bumi Persada Permai dan PT Rimba Hutani Mas. Selain itu PT Bumi Mekar Hijau di OKI juga mendapatkan apresiasi atas upaya penyelesaian konflik dan pembinaan masyarakat dalam pengelolaan lahan tanpa bakar di areal kerjanya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL), Agus Justianto pada malam pemberian apresiasi tanggal 17 Maret 2023 memberikan arahan bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 pasal 149 yang selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 8 Tahun 2021 Pemegang PBPH pada hutan produksi dilakukan dengan multiusaha kehutanan dan wajib melakukan kemitraan dengan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Dirjen PHL juga menyampaikan saat ini semua pemangku kepentingan mengimplementasikan agenda FOLU Net-Sink Tahun 2030, dalam hal ini dengan strategi dan pendekatan pada tahun 2030 tingkat serapan sektor FOLU di Indonesia akan seimbang bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi yang dihasilkan, selain itu luas Karhutla pada tahun 2020 sampai 2023 terus mengalami penurunan hal ini perlu dijaga bersama, dengan melibatkan semua pihak dan masyarakat berperan aktif dengan pembinaan untuk melakukan pembukaan lahan tanpa bakar.
“Untuk sektor kehutanan kita juga perlu membangun perangkat-perangkat pendukung untuk memudahkan pelaku usaha khususnya PBPH dalam pencapaian target emisi dan perdagangan karbon, salah satu perangkat yang diperlukan adalah Dokumen Perencanaan Aksi dan Mitigasi Perubahan Iklim,” tambah Agus.
“Saya berharap upaya yang telah kita lakukan dalam mencapai target Indonesia’s FOLU Net Sink Tahun 2030 khususnya di provinsi Sumatera Selatan yang memilik target rencana operasional seluas 1.119.970 Ha dan Provinsi Bangka Belitung seluas 85.233 Ha dapat kita capai,” ujar Agus.
Sementara itu Direktur APP Sinar Mas, Soewarso menambahkan “APP Sinar Mas bersama mitra pemasok, mendukung penuh pencapaian target FOLU Net Sink dengan langkah-langkah nyata yang diimplementasikan dalam rangkaian proses bisnisnya”
“Berpedoman kepada Sustainability Roadmap Vision (SRV 2030), APP Sinar Mas berupaya untuk mencapai 30% penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2030, dari baseline 2018. Target tersebut sudah terealisasi dengan telah dicapainya penurunan intensitas karbon sebesar 13% pada tahun 2021 lalu,” ujar Soewarso.
Sementara itu dalam rangka kunjungan ke lapangan, juga telah dilakukan pelepasliaran satwa liar yang merupakan salah satu potensi sumber daya alam hayati dan juga merupakan unsur ekosistem yang berperan dalam mata rantai makanan dan mata rantai kehidupan, pelepasliaran satwa liar di areal PBPH merupakan satu upaya dalam rangka melaksanakan instruksi menteri LHK nomor 31 tahun 2022 di samping memperhitungkan keberhasilan perlindungan satwa liar atau zero accident sebagai ukuran keberhasilan setiap usaha pemanfaatan hutan.
“Dengan pengelolaan hutan yang baik kita berharap generasi kita yang akan datang dapat merasakan manfaat dan hidup nyaman di bumi yang kita cintai,” ujar Agus
Dirjen PHL pada tanggal 17 Maret 2023 telah melakukan kunjungan kerja dalam rangka meninjau kesiapan sarana prasarana karhutlan pada areal mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas di Kabupaten OKI, dan meninjau upaya perlindungan penanaman pakan gajah dan satwa liar lainnya pada koridor gajah di Air Sugihan.
Dalam kesempatan itu, Dirjen PHL beserta jajaran dan juga pimpinan perusahaan melakukan penanaman Rumput Gajah. Juga diserahterimakan satwa liar jenis kukang (Nycticebus Coucang) sebanyak 2 ekor dari Dirjen PHL kepada Direktur PT Bumi Andalas Permai (BAP). Satwa ini ditemukan oleh masyarakat dan diserahkan kepada BKSDA Sumatera Selatan. Satwa ini setelah serah terima dari Dirjen PHL telah dilepasliarkan oleh tim BKSDA dan tim konservasi perusahaan di Kawasan Konservasi PT BAP.
Dirjen PHL sangat mengapresiasi program konservasi dan sistem pengendalian Karhutla yang dimiliki perusahaan dan berharap bisa direplikasi di tempat lain.
APP Sinar Mas dan Mitra Pemasoknya Terapkan IFM
Dalam upaya pengendalian karhutla, APP Sinar Mas dan mitra pemasoknya mengembangkan sistem pengelolaan kebakaran yang komprehensif yaitu sistem manajemen antisipasi bahaya kebakaran secara terpadu Integrated Fire Management (IFM). Strategi ini terdiri dari empat pilar yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini dan respon cepat.
IFM tidak hanya diterapkan pada saat terjadi kebakaran, tetapi juga dalam upaya mempersempit potensi terjadinya kebakaran. Tahap Pencegahan meliputi mengidentifikasi faktor-faktor resiko penyebab kebakaran, memitigasi penyebab kebakaran dengan mengembangkan Sistem kehutanan dan pertanian terpadu salah satunya melalu program Desa Makmur Peduli API (DMPA). Dalam program pencegahan juga membangun sekat kanal unntuk menjaga kelembapan dan mencegah kebakaran di lahan gambut serta memberikan insentif kepada masyarakat setempat untuk membantu patroli pencegahan kebakaran.
Dalam tahap persiapan dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana, peralatan dan pelatihan yang diperlukan jika terjadi kebakaran. Pakar manajemen kebakaran nasional dan internasional memberikan pelatihan kepada tim Pemadam Kebakaran (RPK), juga dilaksanakan pelatihan bersama dengan berbagai pemangku kepentingan.
Pada tahap deteksi dini dilakukan pemantauan hot spot melalui satelit internal dan eksternal, juga dilakukan pemantauan arah angin dan cuaca. Selain itu dilakukan pemantauan dengan patroli helikopter, patroli darat, patroli air, pos pantau, menara pemadam kebakaran, CCTV, dan drone.
Jika ditemukan titik api maka dilaksanakan strategi respon cepat dimana tim RPK dilengkapi peralatan pemadam kebakaran dengan cepat bergerak ke lokasi kebakaran untuk mencegah api semakin meluas. Penggunaan helikopter water boombing dengan daya angkut 4.000 liter air sebagai salah satu alat agar api dapat segera dipadamkan dan tidak meluas.
Komitmen App Sinar Mas dan mitra pemasok dalam mitigasi Karhutla fokus pada aspek berkelanjutan yang merujuk pada Sustainability Roadmap Vision (SRV 2030). Hal ini juga sesuai dengan komitmen Indonesia melalui FOLU Net Sink 2030 mendorong tercapainya tingkat emisi GRK sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030 dengan pendekatan yang terstruktur dan sistematis.
Pelaksanaan program tersebut merupakan wujud nyata dari komitmen sektor kehutanan Indonesia, tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk berkontribusi kepada masyarakat global menuju pemulihan hijau, sekaligus membangun ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.