Aset Penerbit

null Menjaga Hutan Lestari dari Udara

Menjaga Hutan Lestari dari Udara

Memasuki usia yang terbilang tidak lagi muda di umur 62 tahun tidak menghalangi asa Harlan Rubby untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia untuk tetap lestari, sekalipun hal itu dilakukannya dari udara. 

Harlan Rubby merupakan seorang pilot helikopter water bombing di APP Sinar Mas yang bertanggung jawab untuk melakukan pemadaman saat terjadi kebakaran hutan dan lahan melalui udara, dengan metode water bombing untuk memastikan api tidak meluas baik ke daerah operasional perusahaan maupun hingga ke pemukiman warga sekitar. 

“Kami siaga setiap hari di segala kondisi untuk memastikan kebakaran yang terjadi dapat segera diantisipasi sehingga dampaknya tidak merugikan dan masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa dengan nyaman,” ujar Harlan. 

Mengawaki Heli Patrol jenis Bell 412 saat ini bukan hal yang terlalu menyulitkan bagi Harlan dengan 39 tahun pengalaman yang dimilikinya sebagai seorang pilot helikopter. Sebelum bergabung bersama APP Sinar mas, Harlan juga pernah menjadi bagian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

“Pertama kali saya memutuskan menjadi pilot heli water bombing ini pada tahun 1999. Pada saat itu belum populer istilah water bombing seperti saat ini. Saya baru menjadi pilot water bombing saat ada kebutuhan untuk pemadaman di hutan Kalimantan Timur untuk menjaga habitat orangutan,” jelas Harlan.

“Pada saat itu belum ada satu orang pilot pun di Indonesia yang bisa melakukan water bombing. Maka waktu itu hanya kami berempat di Indonesia dan 1 rekan dari luar negeri yang dilatih oleh ahli dari Australia,” lanjutnya.

 

Memadamkan Api dari Udara 

Mengawaki helikopter water bombing nyatanya tidak seperti mengendarai helikopter pada umumnya. Dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat mengendalikan helikopter di udara, khususnya saat melakukan pemadaman ditambah lagi saat ada keadaan-keadaan yang tidak terduga. Dimulai dari mengendalikan helikopter dengan beban muatan yang cukup berat, hingga dalam hal waktu.  

“Regulasi bagi seorang pilot helikopter memiliki batas terbang per hari yakni hanya 5 jam. Jika dengan jarak tempuh lebih kurang 3-3,5 jam pulang pergi, maka waktu yang dimiliki untuk memadamkan kebakaran adalah sekitar 1-1,5 jam untuk memastikan api telah padam seutuhnya,” jelas Harlan. 

Membawa beban air dalam bucket yang dapat mengangkut hingga 5.000 liter juga menjadi tantangan tersendiri bagi bapak dari 5 anak dan kakek dari 2 cucu ini. Pasalnya bukan hal yang mudah untuk membuat helikopter tetap stabil di udara dengan beban yang berat, ditambah lagi jika menghadapi medan yang menantang seperti lokasi yang sempit dan lainnya. Namun begitu, bagi Harlan, kesigapan timnya di lapangan maupun tim pemadam kebakaran APP Sinar Mas di darat dapat sangat diandalkan sehingga membuatnya tidak perlu khawatir jika ada kejadian-kejadian mendadak yang tidak terduga sebelumnya.

“Kebakaran hutan dan lahan adalah kerugian bagi kita bersama. Oleh sebab itu saya selalu mengingatkan orang-orang di sekitar saya untuk sama-sama menjaga lingkungan yang kita cintai ini, salah satunya dengan tidak membakar lahan,” tutup Harlan.

Terkait Aset

Related Stories

Dukung Partisipasi Perempuan di Tempat Kerja, APP Sinar Mas Bagian Dari G20 Empower

Sebagai upaya menyatukan komitmen perwujudan pemberdayaan perempuan di sektor bisnis, APP Sinar Mas berpartisipasi dalam "Senior Leaders' Meeting on Women Empowerment" G20 Empower. Baca selengkapnya.

APP Sinar Mas Bersama Jurnalis Kreatif Riau Gelar Webinar Mitigasi Karhutla

Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melalui PT Arara Abadi bekerja sama dengan Jurnalis Kreatif Riau (JKR) menggelar webinar bertajuk “Solusi Permanen Pencegahan (Mitigasi) Sekaligus Penanganan Karhutla di Riau” pada Rabu, 15 Juni 2022 lalu. Acara ini dihadiri oleh Kepala Sub Direktorat Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Anis Aliati, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M. Edy Afrizal, serta turut mengundang berbagai pemangku kepentingan meliputi pemerintah, akademisi, jurnalis, hingga masyarakat setempat.