Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menyelenggarakan webinar terkait pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Palembang, Jambi dan Riau bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pemerintah daerah, media dan berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan dan lahan. Sesi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seluruh pihak terhadap pentingnya pencegahan karhutla dengan mengimplementasikan skema berkebun melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Kesuksesan dari program DMPA terbukti dari kisah para petani yang mendapatkan manfaat dari program pemberdayaan masyarakat dan berbagai pelatihan mengenai cara alternatif untuk membuka lahan tanpa bakar. Petani dari tiga wilayah binaan DMPA berbagi cerita kisahnya tergabung ke dalam program DMPA.
Wono Tirto Sugeng Riyanto dan kelompok petani Desa Simpang Heran, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, merupakan binaan perusahaan PT Bumi Andalas Permai (BAP) yang memakai pupuk organik untuk mengembalikan kondisi lahan yang terdegradasi. Bantuan lain yang didapatkan adalah hand tractor yang digunakan untuk membantu proses buka lahan. Kini, mereka bisa menghasilkan produksi gabah kering hingga 4 ton per hektar atau setara dengan hasil penggunaan pupuk kimia.
Supari, Kelompok Mekar Jaya di Desa Dataran Kempas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi memanfaatkan bahan dari limbah untuk memproduksi kompos dan disalurkan ke perusahaan perkebunan di sekitar wilayah mereka. Atas pelatihan dan bantuan dari PT Wirakarya Sakti (WKS) mereka berhasil memproduksi sebanyak 300 ton.
Serupa dengan kisah dari petani asal Kampung Pinang Sebatang Barat, Riau, yakni Herman. Ia mengikuti pelatihan budidaya hortikultura bayam dan kangkung yang diadakan PT Arara Abadi. Saat ini, Herman mampu meraup penghasilan hingga total Rp 23 juta per bulan dari hasil penjualan sayur tersebut.
Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) mencoba mengalihkan praktek perambahan hutan dengan meningkatkan taraf hidup mereka melalui cara wanatani yang lebih berkelanjutan. Program dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, menyalurkan pengetahuan, meningkatkan kolaborasi, dan menciptakan lingkaran pengelolaan hutan yang baik.