Orangutan adalah kera besar satu-satunya yang hidup di Asia, sementara tiga kerabatnya hidup di Benua Afrika. Sebagai primata endemik di pulau Kalimantan dan Sumatra, keberadaannya di hutan tropis dianggap sebagai salah satu satwa kunci, karena terbukti menjadi pemencar biji-biji tumbuhan sehingga keseimbangan ekosistem hutan dapat terus terjaga. Kendati demikian, orangutan berstatus kritis dan hampir punah karena populasinya terus menurun. Keberlangsungan hidup orangutan ini menjadi prioritas tim konservasi Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas melalui kerja sama dengan multipemangku di daerah operasional konsesi HTI suppliernya di Kalimantan.
Mujito Wafiq bergabung menjadi keluarga besar APP Sinar Mas sejak tahun 1995. Awalnya ia bekerja di bagian General Affair, namun ketertarikannya pada bidang konservasi membawa Mujito bergabung di dalam tim konservasi orangutan selama hampir 11 tahun. Mujito bekerja memantau pergerakan satwa di sekitar area konsesi yang meliputi dua kabupaten, yakni Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Selain melakukan patroli ke dalam hutan, Mujito dan tim juga secara rutin melakukan sosialisasi pentingnya peran orangutan kepada masyarakat sekitar agar mencegah terjadinya konflik serta perburuan liar.
Konservasi adalah bidang baru bagi Mujito dan berbekal semangat belajar serta haus akan ilmu, ia mengikuti beragam pelatihan untuk memperlengkapi diri. Diantaranya adalah pelatihan bagaimana manajemen konservasi, training penyelamatan dan pemantauan orangutan, pelatihan aplikasi SMART patrol untuk pengelolaan kawasan lindung, dan masih banyak yang lainnya. “Bekerja tak hanya untuk mencari nafkah tapi juga pengalaman. Orangutan adalah kebanggan bagi kita semua masyarakat Indonesia, alangkah sedihnya bila satwa ini punah jika tidak ada program konservasi yang baik. Dengan dasar dedikasi ingin melestarikan satwa khususnya orangutan, saya senang sekaligus bangga bisa menjadi bagian dan dapat berkontribusi menjaga satwa ini,” ungkap Mujito.
Kendati banyak tantangan yang ia temui terutama karena cakupan kawasan pemantauan yang sangat luas, tak mengurungkan semangatnya dan tim untuk terus menjaga keberlangsungan orangutan. Banyak hal menarik dan bisa dipelajari dari orangutan yang Mujito dapatkan saat ia melakukan pemantauan. Berikut beberapa fakta menarik mengenai orangutan:
• Indonesia memiliki tiga spesies orangutan, yakni orangutan Sumatra (Pongo abelii), orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis);
• Orangutan memiliki 97% kemiripan DNA yang sama dengan manusia;
• Orangutan termasuk ke dalam kategori spesies Appendix I di CITES (suatu perjanjian internasional mengenai perdagangan jenis – jenis hewan dan tumbuhan yang terancam punah); yang dilindungi hukum nasional dan tidak boleh diperdagangkan;
• Pola perilaku antara induk dan anaknya sangat mirip dengan manusia. Sang induk akan melindungi bayinya bahkan hingga mati apabila kondisi sangat terancam;
• Orangutan termasuk spesies kunci karena berperan sebagai pemencar biji yang bisa menjaga keberlangsungan dan keanekaragaman tanaman dalam hutan;
• Daerah jelajah orangutan adalah di sekitar hutan dataran rendah dan lahan gambut karena lebih banyak menghasilkan tanaman berbuah;
• Orangutan jantan dewasa dominan memiliki pipi yang lebar dan memiliki jakun yang dapat digelembungkan dan menghasilkan suara keras untuk saling memanggil dan memberi tahu keberadaan mereka.
APP Sinar Mas melalui tim konservasi terus berkomitmen melindungi satwa liar dalam upaya restorasi habitat atau pengembalian fungsi lingkungan untuk berkembang biak. Salah satu bentuk komitmen APP dalam pelestarian orangutan adalah dengan menyediakan koridor habitat orangutan, yang menghubungkan antara kawasan lindung dalam konsesi HTI dengan kawasan taman nasional di Kalimatan Timur. Areal-areal dalam koridor yang terdegradasi dipulihkan dengan cara merestorasinya menggunakan tanaman-tanaman pakan orangutan. Koridor habitat ini dapat mempermudah pergerakan orangutan.
Di samping itu, pemahaman akan pentingnya keberadaan orangutan untuk keberlangsungan ekosistem merupakan kunci terjaganya populasi. Kolaborasi, sosialisasi, pemantauan, dan langkah pencegahan lainnya terus dilakukan untuk meningkatkan kepedulian bersama akan pentingnya kelestarian orangutan agar manusia dan satwa hidup saling berdampingan secara harmonis.