Di era pandemi ini, permintaan makanan dan minuman untuk dibawa pulang serta penggunaan kemasan sekali pakai tumbuh dengan pesat. Akibatnya limbah kemasan semakin banyak, dan bahan kemasan yang tidak terurai akan meningkatkan polusi.
Dengan penggunaan kemasan sekali pakai yang semakin besar, dapatkah Anda membayangkan berapa ton limbah global yang telah kita buat? Data dari Bank Dunia memperkirakan akan ada sekitar 3,40 miliar ton sampah global pada tahun 2050. Jumlah ini sangat besar dan tidak semua sampah dapat didaur ulang dan dijadikan kompos. Forum Ekonomi Dunia menyatakan, kita akan menghasilkan sekitar 460 juta ton sampah plastik setahun pada tahun 2030. Menurut McKinsey, hanya 16% sampah plastik yang didaur ulang secara global, dan sisanya dibakar (25%), ditimbun (40 %), dan bocor atau tidak dikelola (19%). Selain itu, kurang dari 1% gelas kertas yang didaur ulang karena lapisan plastik di dalamnya sangat sulit untuk didaur ulang. Di sinilah kemasan yang bisa dijadikan kompos dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut.
Apakah yang dimaksud dengan kemasan yang bisa dijadikan kompos, dan mengapa semakin banyak konsumen yang tertarik padanya?
Produk yang dapat dibuat kompos didefinisikan sebagai produk yang dapat hancur dan terurai menjadi elemen alami seperti air, biomassa, dan karbon dioksida dalam lingkungan pengomposan, tanpa meninggalkan racun di dalam tanah. Terlepas dari kemampuannya untuk benar-benar hancur, bahan yang dapat dibuat kompos juga menyediakan nutrisi bagi tanah setelah bahan tersebut benar-benar rusak. Saat ini, ada dua metode pengomposan yang berbeda: di fasilitas industri/komersial, atau di rumah.
Kemasan Compostable dapat terurai sepenuhnya di fasilitas pengomposan komersial dengan suhu tinggi di atas 55 derajat C dan mempercepat proses degradasi. Masalahnya, fasilitas pengomposan komersial jarang ada dan kebanyakan berlokasi jauh dari kota. Sedangkan pengomposan rumah bisa dilakukan di halaman belakang atau taman rumah.
Dalam studi oleh IBM Institute for Business Value, sebagian besar konsumen sekarang menganggap keberlanjutan sebagai salah satu bagian penting dari proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk, terutama dalam industri makanan dan minuman. Dan lebih dari 75% konsumen mencari merek yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Jadi, tidak mengherankan jika konsumen mencari kemasan yang bisa diproses menjadi kompos dan pilihan produk berkelanjutan lainnya, dan lebih dari 70% konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk merek yang mengutamakan keberlanjutan.
Inilah mengapa konsumen sangat peduli dengan kemasan yang dapat dibuat kompos:
- Meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan sejak pandemi
Sebuah survei global yang dilakukan oleh Accenture pada tahun 2020 mengatakan bahwa konsumen "telah berkembang secara dramatis", dan 60% melaporkan melakukan pembelian yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, atau etis sejak awal pandemi. Pandemi tersebut mendorong sebagian besar umat manusia untuk bekerja dari rumah, membatasi aktivitas sehari-hari kita, dan memengaruhi orang untuk berpikir dan bertindak lebih ke arah cara-cara yang berkelanjutan.
- Kesadaran tentang sampah kemasan di lautan dan tempat pembuangan akhir
Kesadaran masyarakat tentang kebocoran sampah kemasan, terutama sampah plastik, telah meningkat secara signifikan ke titik tertinggi selama beberapa tahun terakhir. Gambaran tentang dampak polusi plastik di laut telah membangkitkan sentimen konsumen di seluruh dunia. Hal ini mendorong konsumen menuntut upaya berkelanjutan yang lebih tinggi dari pemilik merek dan produsen untuk memilih bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Boston Consulting Groups menemukan bahwa hampir setengah dari konsumen menghindari apa yang disebut kemasan "berbahaya", yang 68% dari mereka mengaitkan plastik dengan polusi laut.
- Mereka Peduli Dengan Generasi Mendatang
Semakin banyak konsumen yang memikirkan generasi mendatang. Krisis iklim yang terjadi saat ini membuat konsumen lebih berhati-hati dalam membeli produk dan memilih perusahaan atau merek yang lebih peka terhadap lingkungan.
Apa solusi untuk memenuhi permintaan akan kemasan berkelanjutan di pasar yang terus meningkat?
Dengan meningkatnya permintaan konsumen akan produk biodegradable dan produk yang bisa dijadikan kompos, banyak perusahaan mengembangkan kemasan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka dan berkontribusi dalam membuat dunia menjadi lebih baik. APP Sinar Mas sebagai salah satu perusahaan pulp (bubur kertas) dan kertas terkemuka dunia menghadirkan solusi inovatif ramah lingkungan di sektor kemasan makanan dan minuman. Foopak Bio Natura dirancang untuk menjadi kertas karton ramah lingkungan dengan mengambil inspirasi dari alam. Foopak Bio Natura bisa dijadikan kemasan makanan & gelas sekali pakai, dan dengan desain butterfly cup yang dapat menghilangkan fungsi tutup plastik dan sedotan plastik. Baru-baru ini, Foopak Bio Natura membuat paten baru dengan mitranya di Taiwan untuk produk “One-piece Pointed Straw” untuk menggantikan fungsi sedotan plastik.
Foopak Bio Natura dari APP Sinar Mas menggunakan kayu bersertifikat, proses pembuatan yang bertanggung jawab, dan bahan-bahan berkualitas tinggi untuk memberikan pelanggan dan konsumen produk yang aman dan higienis untuk digunakan. Produknya tidak hanya biodegradable dan dapat dijadikan kompos di halaman belakang rumah atau kebun dalam waktu 24 minggu dengan sertifikasi OK Compost Home yang disertifikasi oleh TUV Austria, tetapi juga dapat didaur ulang, memberikan manfaat penuh pada pilihan untuk memproses limbah kepada konsumen. Ini berarti Anda dapat #GivingBackToNature dengan membuat kompos sendiri di rumah.
Klik disini untuk tahu lebih banyak tentang Foopak Bio Natura.