Salah satu dari sekian banyak program CSR PT Ekamas Fortuna (Ekamas Fortuna), sebuah satuan bisnis dari APP Sinar Mas yang berdiri sejak tahun 1984, telah mendukung pemerintah dalam upaya memberdayakan wanita untuk menjalankan bisnis di Desa Sengguruh, alhasil menggerakan perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Pemeran utamanya adalah kelompok batik Kaputren, sebuah perkumpulan wanita yang bersemangat, dipimpin oleh Ibu Sri Rahayu.
Selama beberapa tahun, Ekamas Fortuna telah menjadi garis kehidupan bagi masyarakat desa, dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan lokal, bersamaan dengan mengembangkan program bantuan sosial untuk komunitas desa. Namun, awalnya tujuan pabrik bukan hanya bertujuan untuk mengangkat ekonomi desa saja, melainkan juga untuk mengangkat warisan budaya desa tersebut. Alhasil, terbentuklah kelompok batik Kaputren.
Batik Kaputren adalah contoh yang baik untuk menunjukkan apa saja yang dapat terjadi ketika sebuah komunitas bersatu. Pada awalnya, proses pembuatan batik sangat mandiri, hampir setiap orang mengerjakannya secara masing-masing. Namun, berkat adanya upaya peningkatan keterampilan, sesi latihan praktek, dan penyediaan alat yang dibutuhkan untuk pengrajin batik wanita, mereka dapat menghasilkan kain batik yang berkualitas lebih tinggi. Tujuh belas wanita telah bergabung dalam usaha ini. Setelah meja yang dibutuhkan untuk membuat batik, widangan (sebuah kerangka yang berfungsi untuk melebarkan kain) ditingkatkan dan pewarna, kerajinan mereka telah berevolusi dan menggemakan ritme pasar yang dinamis.
Desa ini juga mengambil langkah untuk memperkuat strategi pemasaran kelompok tersebut, dengan cara mengambil dana dari tabungan desa, yang pada akhirnya membuat batik Kaputren menjadi lambang budaya Kabupaten Malang.
Dalam jangka waktu dua tahun, para pengrajin batik yang awalnya berdiam diri kini hidup kembali. Jeda waktu mereka bekerja dari tahun 2015 hingga 2020 tergantikan oleh gelombang kreativitas dan kemakmuran. Pemasukan dari Rp 10.000.000 hingga Rp 15.000.000 dan pendapatan bersih dari Rp 5.000.000 hingga Rp 6.000.000 per bulan melukis desa tersebut dengan semangat yang baru. Batik Kaputren tidak hanya menjadi sumber pendapatan, melainkan juga menjadi pelindung warisan budaya Malang dan perjanjian kekuasaan sebuah komunitas yang telah bersatu.
Dengan semangat kolaborasi, mereka menggabungkan usaha dengan kelompok batik lain, berbagi pengerjaan pesanan skala besar dan membentuk ikatan sepanjang masai. Pemasaran menjadi seni yang telah mereka kuasai, baik secara daring maupun luring. Pegawai administrasi desa mengenakan seragam dari batik Kaputren, sekolahan merangkul batik mereka bagi muridnya, bahkan acara nasional termegah memamerkan kreasi mereka yang sangat indah. Media sosial, khususnya akun media sosial pemerintah Desa Sengguruh, membawa pusaka tersebut semakin jauh dan luas, dan mengumpulkan semakin banyak pesanan.
Seni batik tak hanya terlihat pada hasil karya mereka, namun juga pada kemasan batik yang ada. Setiap batik merupakan karya seni yang terbungkus di sebuah tabung manis di dalam suatu tas bingkisan, dihiasi dengan informasi produk.
Yang mulanya sebuah percikan harapan di 2013 - 2014 telah berkembang menjadi api semangat yang berkobar. Saat ini, dengan tujuh anggota aktif yang menjunjung tinggi nilai kelompok tersebut dengan tekun, bersama dengan Ekamas Fortuna, desa, dan banyak agensi, masa depan mereka bersinar dengan cerah.