Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas berbincang dengan beberapa sosok perempuan insipiratif yang berdampak dalam perannya masing-masing. Irmai Sastri Arsih, perempuan sekaligus ibu yang merupakan sarjana Ilmu Hukum di Universitas Islam Riau ini, kini bekerja sebagai Public Affairs & CSR PT IKPP Perawang Mill. Ia bercerita bagaimana perspektif dirinya mengenai perempuan yang aktif bekerja dan terus mengembangkan kemampuannya.
Anda bekerja di sini sudah cukup lama sekitar 12 tahun. Bisa diceritakan awal ketertarikan Anda di bidang ini?
Kalau ditarik mundur sepertinya sudah dimulai sejak kuliah. Kita di jurusan hukum itu belajar bagimana menganalisa, bertemu dan berelasi dengan banyak orang, yang kemudian membuat saya sadar kalau dealing dengan orang banyak itu menarik. Seru sekali melihat banyak karakter dan latar belakang orang lain yang bisa saya pelajari, bisa dapat pemahaman baru setiap harinya. Kebetulan dari awal saya masuk bekerja di APP sudah langsung di divisi ini. Awalnya, begitu saya diwawancarai atasan saya, dijelaskan jobdesc nya apa dan saya tertarik. Hingga saat ini, memang bekerja sama dengan banyak orang sudah jadi makanan sehari-hari.
Wah, beruntung sekali berarti bisa dibilang Anda benar-benar menyukai pekerjaan saat ini. Dinamika bekerja dalam tim Anda sendiri seperti apa, bisa diceritakan?
Saat ini, dalam tim saya ada enam orang dan saya satu-satunya perempuan. Kami saling bekerja sama dan menghargai tugas masing-masing dalam tim. Saya khususnya dipercayakan untuk mengelola dan mengatur sistem kerja yang efektif. Nah, selain tentunya menjalankan fungsi corporate social and responsibility (CSR) dan Public Affairs, saya juga mengurusi bidang campus relation. Intinya sebetulnya sama, saya harus mampu menakar pihak eksternal mana yang cocok kita ajak kerja sama, rencana perusahaan terkait pertanggungjawaban dan pemberian bantuan untuk masyarakat, dan sebagainya. Saya juga menjaga relasi dengan para pihak yang telah bekerja sama tersebut.
Berarti peran Anda sangat krusial di dalam tim, ya. Biasanya bagaimana tantangan yang dihadapi? Apa yang dilakukan untuk mengatasinya?
Karena pekerjaan saya selalu berurusan dengan orang lain, jadi tidak ada yang pasti sebenarnya. Saya jadi harus belajar terus, mengasah kemampuan baru agar bisa menghadapi berbagai karakter orang. Beruntung, di tempat saya bekerja sekarang itu sangat terbuka untuk segala kesempatan. Setelah saya sadar perlu belajar, saya jadi sering diskusi dengan rekan-rekan tim, bahkan dengan manajemen dan pimpinan juga sangat terbuka untuk saya bertanya apabila ada kesulitan. Ditambah lagi saya belajar juga dari adik-adik mahasiswa saat ada acara atau kesempatan berdiskusi, banyak insights yang didapatkan, Bersyukur sekali saya bisa aktif berkarya di sini, dapat ilmu dari orang-orang yang lebih jago dan diberikan saran juga. Dari situ juga saya bisa tahu masalah yang terjadi di lapangan bagaimana dan memerlukan solusi seperti apa yang bisa saya dan tim lakukan.
Anda sangat aktif bekerja setiap harinya. Sedangkan di luar sana, masih ada saja perspektif orang yang memandang miring perempuan yang bekerja. Bahwa perempuan tidak bisa setara dengan laki-laki misalnya, atau seharusnya bekerja mengurus rumah tangga saja. Bagaimana pendapat Anda?
Nah, saya bersyukur sekali sedari awal kerja itu saya tidak pernah menghadapi tantangan ini. Rekan-rekan kerja dan pimpinan saya sangat menghormati saya sebagai perempuan. Betul, di luar sana masih ada stigma seperti itu. Tapi, menurut saya perempuan juga mampu bekerja dan mewujudkan apa yang dia inginkan. Sedari dulu, saya ingin sekali bisa bantu orang banyak dengan apa yang saya kerjakan. bagian diri saya ingin membuktikan bahwa saya mampu mewujudkannya. Kita harus buktikan bahwa kita juga mampu bersaing. Selama kita melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan terus mengasah kemampuan yang kita miliki, saya rasa kita lebih dari mampu mematahkan stigma tersebut.
Berarti, memang balik lagi tergantung bagiamana kita melihat dan menilai diri kita sendiri adalah yang terutama, ya?
Iya, betul sekali. Selama kita percaya dan yakin dengan yang kita kerjakan, seharusnya tantangan apapun bisa dilalui. Tentunya penting juga dengan dukungan orang-orang sekitar saya yang percaya dengan kemampuan saya.
Siapa saja pihak yang berperan dan dukungan seperti apa yang diberikan?
Selain saya bekerja, saya juga punya peran menjadi istri dan ibu dari tiga orang anak. Kalau saya, sedari awal sebelum memutuskan menikah, suami saya sudah tahu bahwa saya suka bekerja. Jadi dia sudah menerima itu. Kalau dengan anak-anak, asalkan komunikasi lancar dan saya kasih pengertian terus menerus kalau saya bekerja itu untuk menyalurkan apa yang menjadi impian saya sejak dulu. Pernah waktu itu saya harus menyelenggarakan acara dan pulang ke rumah tengah malam, ya anak-anak ada saja yang protes dan minta bunda-nya ini tidak bekerja. Saya bilang, bunda bekerja untuk berikan adik mainan hehe intinya, saya juga harus pintar membagi waktu. Ketika sedang tidak bekerja atau ada waktu luang, ya saya berikan perhatian penuh dengan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Apakah ada momen di mana Anda merasa kesulitan dan ingin menyerah? Kalau iya, bagaimana cara mengatasinya?
Sejujurnya, menurut saya tantangan terbesarnya adalah diri saya sendiri. Saya sering merasa tidak puas dan ingin selalu menjadi yang lebih baik. Saya ingin terus berdampak baik untuk semua orang, terlepas pengakuan dari pihak mana pun. Tapi, saya bersyukur dapat pimpinan dan lingkungan kerja yang suportif. Mereka selalu mendukung dan mengingatkan saya untuk pantang menyerah.
Cerita Anda sangat luar biasa karena menunjukkan bahwa tidak ada limitasi untuk seorang perempuan dapat berkarya dengan maksimal. Adakah ajakan untuk perempuan dan orang lain di luar sana yang membaca perjalanan Anda?
Wah, saya juga masih banyak belajar hehe tapi mungkin ini dari perspektif saya saja, ya. Sebagai perempuan yang bekerja, pasti akan punya banyak tantangan di keluarga atau lingkungan. Namun, intinya bagaimana kita bisa kasih pemahaman kepada mereka. Kita juga harus buktikan kalau perempuan bekerja itu tidak salah dan tidak ada yang harus ditakuti. Perempuan bisa tetep mengurus pekerjaan rumah dan keluarga, kendati tetap bekerja. Saat bekerja juga harus totalitas dan jangan setengah-setengah. Terakhir kita harus tetap semangat, kasih lihat bahwa kita hanya ingin mewujudikan apa yang mau kita lakukan.