Institute for Essential Service Reform (IESR) menyatakan Indonesia memiliki emisi GRK (Gas Rumah Kaca) 15% lebih tinggi dari rata-rata negara G20 yaitu sekitar 9,2 ton emisi karbon dioksida per tahunnya. Untuk itu, pemerintah tengah berusaha menurunkan emisi GRK hingga 29% pada 2030.
Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 29% secara mandiri pada 2030 mendatang. Di sisi lain, Insititute for Essential Services Reform (IESR) menyatakan Indonesia memiliki emisi GRK 15% lebih tinggi dari rata-rata negara yang tergabung di G-20 yaitu sekitar 9,2 ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya.
Ternyata emisi karbon dioksida paling banyak berasal dari proses penyediaan energi listrik yang kita gunakan sehari-hari. Kementerian ESDM mencatat pada 2019 lalu, 60% sumber utama listrik yang kita gunakan berasal dari batu bara yang menghasilkan karbon dioksida. Sementara hampir setengah dari total pengguna listrik di Indonesia berasal dari sektor rumah tangga.
Lantas apa yang kita mulai bisa lakukan untuk mengurangi emisi? Mulailah dengan hal sederhana di rumah kita seperti :
- Mencabut pengisi baterai / charger setelah selesai digunakan
- Mematikan lampu saat keluar ruangan
- Menggunakan lampu hemat listrik/LED
- Menutup kulkas dengan rapat
- Mengatur pendingin ruangan/AC pada suhu 24 derajat
- Mematikan pendingin ruangan / AC apabila ruangan tidak digunakan
- Mematikan televisi saat tidak digunakan
Bayangkan jika semua rumah tangga melakukan hal-hal kecil diatas, kita bisa membantu mengurangi pemanasan global dan membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi. Belum lagi penggunaan efektif juga akan membantu mengurangi tagihan listrik anda setiap bulan. Mari berubah demi masa depan yang lebih baik.