Aset Penerbit

null Differences Between Hot Spots and Fire Spots and APP Group's Efforts in Forest Fire Prevention and Mitigation

Perbedaan Hot Spot dan Fire Spot serta Upaya APP Group dalam Penanggulangan Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan ancaman serius yang dapat merusak ekosistem, mengganggu kesehatan manusia, serta menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Dalam upaya mitigasi, deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah kebakaran meluas. Salah satu metode yang digunakan adalah pemantauan hot spot dan fire spot.

•⁠  ⁠Namun, apa sebenarnya perbedaan antara hot spot dan fire spot?
•⁠  ⁠Bagaimana perusahaan dengan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran seperti APP Group melakukan deteksi dini dan pemadaman kebakaran hutan secara efektif? 

Apa Perbedaan Hot Spot dan Fire Spot?
Hot spot adalah titik panas yang terdeteksi oleh satelit akibat adanya peningkatan suhu permukaan bumi. Namun, tidak semua hot spot menandakan kebakaran. Titik panas ini bisa muncul karena berbagai faktor, seperti:
•⁠  ⁠Aktivitas industri yang menghasilkan panas
•⁠  ⁠Lahan terbuka yang terpapar sinar matahari secara intens
•⁠  ⁠Pantulan panas dari permukaan tertentu

Karena itulah, keberadaan hot spot memerlukan verifikasi lebih lanjut sebelum dikategorikan sebagai kebakaran hutan.

Berbeda dengan hot spot, fire spot adalah titik api yang telah dikonfirmasi sebagai kebakaran aktif. Verifikasi dilakukan melalui berbagai metode, seperti:
•⁠  ⁠Patroli darat oleh tim pemadam kebakaran hutan
•⁠  ⁠Penggunaan drone dan helikopter untuk mendapatkan citra udara
•⁠  ⁠Pemantauan dari kamera jarak jauh di menara
 

Setelah dipastikan adanya kebakaran, langkah pemadaman segera dilakukan untuk mencegah penyebaran api.

Bagaimana APP Group Mendeteksi dan Mencegah Kebakaran Hutan?
APP Group mengadopsi teknologi canggih dan strategi yang terintegrasi dalam mitigasi karhutla. Berikut adalah langkah-langkah yang diterapkan:

1.⁠ ⁠Pemantauan Satelit dan Sistem Deteksi Dini
APP Group menggunakan teknologi berbasis satelit, seperti MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) dan VIIRS (Visible Infrared Imaging Radiometer Suite) untuk mendeteksi hot spot secara real-time. Data dari satelit ini dipantau oleh pusat kendali untuk segera dianalisis lebih lanjut.
 

2.⁠ ⁠Verifikasi Hot Spot di Lapangan
Tidak semua hot spot langsung dianggap sebagai kebakaran hutan. Oleh karena itu, APP Group menerapkan sistem verifikasi lapangan melalui:
•⁠  ⁠Patroli darat oleh Regu Penanggulangan Kebakaran (RPK)
•⁠  ⁠Penggunaan drone untuk memantau kondisi langsung di lokasi sulit dijangkau
•⁠  ⁠Menara pemantau dengan kamera jarak jauh yang memantau area rawan kebakaran

3.⁠ ⁠Respon Cepat Jika Hot Spot Ternyata Fire Spot
Jika hasil verifikasi menunjukkan bahwa hot spot merupakan kebakaran aktif (fire spot), APP Group segera mengaktifkan protokol pemadaman kebakaran hutan dengan langkah-langkah berikut:
•⁠  ⁠Pengiriman Tim Pemadam Kebakaran Hutan
Regu Penanggulangan Kebakaran (RPK) APP Group segera bergerak ke lokasi untuk melakukan pemadaman dini guna mencegah penyebaran api.
•⁠  ⁠Aktivasi Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Helikopter
Untuk kebakaran dalam skala besar atau di lokasi yang sulit dijangkau kendaraan darat, APP Group mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) menggunakan helikopter agar dapat segera menangani kebakaran sebelum meluas.
•⁠  ⁠Penggunaan Teknologi Pemadaman Kebakaran Hutan
APP Group menerapkan berbagai metode pemadaman, seperti Helikopter waterbombing, dan sistem pemadaman berbasis darat
•⁠  ⁠Koordinasi dengan Pemerintah dan Masyarakat
APP Group menjalin kerja sama dengan pemerintah, satgas pemadam kebakaran, serta masyarakat setempat untuk memastikan respons yang cepat dan efektif terhadap setiap kejadian karhutla.
 

Dengan pendekatan yang sistematis, APP Group tidak hanya berfokus pada pemadaman kebakaran, tetapi juga berkomitmen untuk mencegah terjadinya kebakaran sejak dini. Melalui deteksi hot spot yang akurat dan penanganan fire spot yang cepat, APP Group terus berupaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung upaya nasional dalam mengurangi risiko karhutla.

Terkait Aset

Related Stories