Azerbaijan, 13 November – Dalam Konferensi Perubahan Iklim COP 29 di Azerbaijan, APP Group menegaskan komitmennya untuk berkontribusi pada pencapaian target iklim Indonesia serta tujuan global melalui inisiatif dekarbonisasi dan transisi energi berkelanjutan. Melalui partisipasinya, APP Group menekankan pentingnya transisi energi sebagai langkah kunci menuju pengurangan emisi, terutama di sektor industri.
“APP, sebagai bagian dari industri pulp dan kertas, berperan penting dalam mendukung target dekarbonisasi Indonesia. Kami berkomitmen pada pengurangan emisi di seluruh rantai pasokan dan proses produksi, menjalankan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Elim Sritaba, Chief Sustainability Officer APP Group. Ia menambahkan bahwa keberlanjutan menjadi inti dari strategi bisnis APP, yang diwujudkan melalui program SRV2030 yang berfokus pada dekarbonisasi, energi terbarukan, dan pengurangan intensitas penggunaan air, ujar Elim dalam sesi diskusi bertema “Investing in a Green Tomorrow through Energy Transition.”
Pada kesempatan yang sama, Dr. Satya Widya Yudha, MSc, PhD, anggota Dewan Energi Nasional, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia sedang merevisi regulasi untuk memprioritaskan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. “Langkah ini membuka peluang besar bagi bisnis dan negara dalam transisi menuju dekarbonisasi, sekaligus menawarkan ruang bagi pengembangan produk dan layanan baru yang ramah lingkungan,” katanya.
Selain itu, Dharsono Hartono, Ketua Kadin Net Zero Hub, turut membahas upaya Kadin dalam mendukung UMKM dan industri padat modal melakukan dekarbonisasi. “Kadin mendukung perusahaan, terutama sektor UMKM, untuk bergerak menuju ekonomi hijau. Dengan pemerintahan baru, kami berharap pertumbuhan ekonomi dapat merata melalui peningkatan literasi perbankan,” jelas Dharsono.
Panel diskusi tersebut juga diramaikan oleh pembicara lainnya yaitu Geoffrey Seeto, Senior Managing Director di New Forests dan Clea Kaske-Kuck, Direktur Kebijakan di WBCSD.
Dalam penjelasannya, Elim Sritaba juga menyoroti bahwa transisi energi yang dilakukan APP mencakup effiensi dan menambah pemakaian biomassa untuk menurunkan emisi, memastikan pasokan biomassa terkontrol serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk mendukung daya serap karbon alami. “Pentingnya menghitung resiko dan membuat rencana lebih teliti sehingga upaya dekarbonisasi bisa terus diupayakan meskipun investasi diperlukan demi menuju industri yang lebih hijau dna secara berkesinambungan I melakukan upaya konservasi dan perlindungan hutan untuk penyerapan karbon,” ujar Elim.
Sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi, APP juga telah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil melalui penggunaan biomassa dan panel surya, di antaranya di fasilitas pabrik Indah Kiat dan Tjiwi Kimia, serta OKI yang 98% energinya berasal dari sumber terbarukan. “Peningkatan efisiensi mesin pembakaran yang sudah berumur sedang dianalisa untuk mencari peluang dalam penurunan emisi karbon dalam proses peningkatan kontribusi energi terbarukan,” lanjut Elim.
APP menyadari bahwa transisi menuju energi hijau memerlukan investasi besar, termasuk penerapan teknologi rendah karbon dan energi hijau. “Mekanisme pembiayaan yang kuat sangat penting untuk memastikan transisi yang adil, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar konsesi kami,” kata Elim. APP mendukung kemitraan publik-swasta guna menciptakan akses pembiayaan yang inklusif.
Melalui partisipasinya dalam COP 29, APP berharap dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi tantangan perubahan iklim secara berkelanjutan. APP berkomitmen untuk mendukung aksi nyata dalam bidang dekarbonisasi, inovasi energi terbarukan, dan pendekatan keberlanjutan berbasis komunitas, guna menciptakan masa depan yang lebih hijau.